Jumat, Juni 19, 2015

(Day 3) SESEGAR MARJAN


Assalamu’alaikum, sahabat J kabar baik kah iman kita hari ini? Semoga kita menjadi manusia yang semakin hari semakin menjadi baik dan selalu dalam lindungan Allah serta berada di jalan-Nya amiinn. Sahabat senja, tulisan saya kali ini berhubungan dengan tulisan dua tahun lalu yang berjudul Segar dan Menyegarkan. Yap, dengan isi yang tidak jauh berbeda saya membicarakan hal paling dasar dalam adab pergaulan yaitu ‘senyum’ yang merupakan wujud dari raut muka alias mimik wajah.
Penting bagi saya untuk mempelajari hal ini sebagai wujud dari rasa syukur terhadap nama yang telah diberikan oleh orang tua kepada saya. Sebuah nama indah yang memiliki arti PENYEJUK MATA. Bahkan nama ini disebutkan dua kali di dalam Al-Qur’an serta menjadi doa terbaik yang diucapkan para Rosul. Selain berarti demikian, nama QURROTA A’YUN juga merupakan nama dari salah satu Bidadari di Surga. Cukup menarik dan menakjubkan untuk di bahas bukan? :D
Tulisan ini akan saya awali dengan kisah salah seorang “menyegarkan” kedua yang akhirnya kali ini dapat kutemukan setelah dua tahun lalu “si segar” pertama telah pergi. Definisi ‘menyegarkan’ untukku adalah dia selalu ceria, terlihat seperti tidak punya beban dan selalu tersenyum kepada siapapun dan dimanapun berada. Bukan berarti ia senyam-senyum sendiri di tengah jalan, tapi ia adalah sesorang yang selalu ceria ketika kau temui. Begitulah~
Aku paham bahwasannya setiap orang tidak mungkin tidak mempunyai beban hidup. Aku yakin bahwasannya Allah pasti menguji setiap hamba-Nya yang mengaku beriman. Allah tahu berapa kapasitas dan kemampuan sesorang menerima beban hingga akhirnya Allah pulalah yang berhak menentukan berapa beban yang harus ditanggung oleh kedua pundak seseorang tersebut. Tapi setiap manusia berhak dan mempunyai caranya sendiri untuk  bertahan hidup. Setiap muslim hendaknya tahu bagaimana cara memperlakukan hidup karena telah mempunyai tujuan hidup yang pasti. Tujuan yang dituliskan dalam Kitabullah yaitu ‘mengabdi’ kepada Allah.
Sekilas kisah tersebut, mengingatkanku pada salah satu hadits Rosulullah yang artinya “Senyum terhadap wajah saudaramu adalah Shodaqoh”. Lalu apa hubungan antara kisah yang kutuliskan dengan hadits tersebut serta tulisan yang berjudul Marjan? Apakah Sahabat senja memahami arti dari kata Marjan yang kutuliskan pada judul ini? Sahabat jangan sampai salah mengira mengenai Marjan (salah satu nama sirup terkemuka di Indonesia). Sesungguhnya Marjan yang ingin saya tuliskan adalah salah satu perkataan Allah yang telah dituliskan dalam Kitab Suci-Nya pada surat Ar-Rahman ayat ke-58. Di dalam ayat tersebut kalimat Marjan adalah nama sebuah permata yang amat sangat bening.
Sebelum menelaah ayat ke-58 saya menyarankan kepada sahabat semua untuk melihat ayat-ayat sebelumnya. Di dalam Tafsir Jalalain disebutkan bahwasannya inti daripada sebab musabbab diturunkannya surat Ar-Rahman adalah akibat ketakutan Sahabat Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a. terhadap hari perhitungan amal. Kemudian Allah memberikan kabar gembira bagi orang-orang yang takut dengan adanya dua surga yang diceritakan pada surat tersebut. Sebagaimana telah saya singgung sebelumnya bahwa tersenyum kepada saudara seiman sesama muslim adalah anjuran dari Rosulullah. Maka demikian, dengan tulisan ini saya mengingatkan kepada diri sendiri terlebih untuk selalu tersenyum dan hidup seperti permata yang bening. Yap, hidup tersenyum sesegar permata Marjan dan menjadi penyejuk mata yang sebenarnya. Ganbarimasu~

follow me @qhimahatthoyyib

Tidak ada komentar:

Posting Komentar