Selasa, Juni 23, 2015

(Day 7) ORANG-ORANG YANG PALING MULIA



Sahabaaaattttt, bagaimana kabar iman hari ini? Alhamdulillah kita masih diberikan kesempatan oleh Allah untuk menghirup oksigen gratis. Dan untuk hari ini tidak ada pembahasan yang terlalu berat. Namun sebelum itu, saya ingin bertanya kepada teman-teman terkait definisi ‘’mulia’’. Berikut menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, arti dari kata mulia yaitu mulia/mu·lia/ a 1 tinggi (tt kedudukan, pangkat, martabat), tertinggi, terhormat: yg - para duta besar negara sahabat; 2 luhur (budi dsb); baik budi (hati dsb): sangat -- hatinya; 3 bermutu tinggi; berharga (tt logam, msl emas, perak, dsb): logam --;hendak -- bertabur urai, pb jika orang ingin mendapatkan kemuliaan atau ingin mulia di mata orang lain, hendaklah berani mengeluarkan uang, jangan kikir;
Nah dari definisi yang sangat istimewa tersebut, siapa sih manusia yang tidak ingin hidupnya mulia? Mulia di dunia sudah tentu semua orang menginginkannya, tapi untuk jenis kemuliaan yang satu ini tidak semua orang menginginkannya? Mengapa? Karena mereka tidak benar-benar menginginkannya. Mau bukti? Di Al-Qurán banyak lho.. misalnya pada surat Qaf ayat 1-29 yang artinya berikut ini:
50-1:  Qaf. Demi al-Qur’an yang sangat mulia.
50-2:  Bahkan mereka heran, bahwa datang kepada mereka seorang pemberi peringatan dari (kalangan) mereka sendiri. Maka berkatalah orang kafir: "Ini adalah suatu yang ajaib.”
50-3:  “Apakah setelah kami mati dan setelah menjadi tanah (kami akan dibangkitkan)? Itu adalah suatu pengembalian (kebangkitan) yang tidak mungkin.”
50-4:  Sesungguhnya Kami (Allah) mengetahui apa yang dihancurkan oleh bumi daripada (tubuh-tubuh) mereka, dan pada sisi Kami (Allah) ada kitab yang terpelihara.
50-5:  Bahkan mereka telah mendustakan kebenaran tatkala ia datang kepada mereka, maka mereka berada dalam kebingungan.
50-6:  Maka apakah mereka tidak memperhatikan langit yang ada di atas mereka, bagaimana Kami (Allah) meninggikannya dan menghiasinya, dan tidak ada baginya keretakan sedikit pun?
50-7:  Dan bumi itu Kami (Allah) hamparkan, dan Kami (Allah) letakkan padanya gunung-gunung, dan Kami (Allah) tumbuhkan padanya pelbagai jenis yang indah.
50-8:  Pemandangan dan peringatan bagi setiap hamba yang kembali.
50-9:  Dan Kami (Allah) turunkan dari langit air yang mengandungi berkat, lalu Kami (Allah) tumbuhkan dengannya pohon-pohon dan biji-biji tanaman yang diketam.
50-10:  Dan pohon kurma yang tinggi-tinggi, yang mempunyai mayang yang bersusun-susun.
50-11:  Rezeki bagi hamba-hamba, dan Kami (Allah) hidupkan dengannya negeri yang mati. Seperti itulah kebangkitan.
50-12:  Telah mendustakan sebelum mereka kaum Nabi Nuh, dan penduduk Rassi, dan (kaum bernama) Tsamud.
50-13:  Dan (kaum) ‘Ad, dan Fir’aun, dan saudara-saudara (kaum) Nabi Luth.
50-14:  Dan penduduk Aikah, dan kaum Tubba’, semuanya telah mendustakan para rasul, maka layaklah mereka diancamkan.
50-15:  Maka apakah Kami (Allah) letih dengan penciptaan yang pertama? Bahkan mereka dalam keragu-raguan tentang penciptaan yang baru.
50-16:  Dan sesungguhnya Kami (Allah) telah menciptakan manusia, dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami (Allah) lebih hampir kepadanya daripada pada urat lehernya.
50-17:  Ketika dua pencatat, di sebelah kanan dan di sebelah kiri, (mereka) duduk.
50-18:  Tidak diucapkannya sepatah perkataan pun melainkan pada sisinya ada Raqib (pengawas), ‘Atid ( yang sentiasa hadir).
50-19:  Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenarnya. Itulah yang kamu selalu lari daripadanya.
50-20:  Dan ditiuplah sangkakala. Itulah hari yang diancamkan.
50-21:  Dan datanglah tiap-tiap diri, bersama dengan seorang pengiring dan seorang penyaksi.
50-22:  Sesungguhnya kamu dalam kelalaian daripada (hal) ini, maka Kami (Allah) singkapkan dari pada kamu tutupan, maka penglihatan kamu pada hari itu amat tajam.
50-23:  Dan yang menemaninya berkata: "Inilah yang tersedia pada sisiku.”
50-24:  Lemparkanlah oleh kamu berdua ke dalam Neraka Jahanam semua orang yang sangat ingkar dan keras kepala.
50-25:  Yang menghalangi kebaikan, melampaui batas, lagi ragu-ragu.
50-26:  Yang menjadikan beserta Allah ilah (tuhan-tuhan) yang lain, maka lemparkanlah dia ke dalam seksaan yang sangat.
50-27:  Yang menemaninya berkata: "Rabbana (wahai Tuhan kami)! Aku tidak menyesatkannya tetapi dialah yang berada dalam kesesatan yang jauh.”
50-28:  (Allah) berfirman: "Janganlah kamu bertengkar di hadapan-Ku (Allah), dan sesungguhnya Aku (Allah) telah memberikan ancaman kepadamu.”
50-29:  Tidaklah dapat diubah-ubah perkataan (ketetapan) di sisi-Ku (Allah), dan tidaklah Aku (Allah) menganiayakan hamba-hamba-Ku (Allah).
Benar bukan? Banyak di antara kita yang menginginkan kehidupan mulia di akhirat namun malas untuk mencapainya. Istilah kerennya menginginkan kesuksesan dan keberhasilan yang instan. Sebenarnya tidak terlalu tepat permisalan surat Qaf yang saya sajikan di atas, namun karena kealpaan diri saya jadilah hanya potongan surat tersebut yang bisa saya sajikan. Maka dari itu, sahabat di Bulan Mulia yang penuh Rahmat ini marilah kita berlomba-lomba meraih kemuliaan di sisi Allah Ázza wa Jalla. Ciri-ciri orang mulia menurut ceramah pada 3 Romadhon 1436 Hijriah lalu di Masjid Manarul Ilmi oleh Prof. Suminar yaitu ada 3 poin, sebagai berikut:
Pertama, adalah orang yang segera bertaubat. Hal ini dikarenakan tidak ada manusia yang tidak berbuat salah. Telah dinyatakan dalam surat Al-Zalzalah ayat 7-8 bahwa amal perbuatan sekecil biji zarrah pun akan mendapatkan balasan. Penjelasan lebih rinci mengenai taubat terdapat pada Surat Aali ‘Imron ayat 135. Kedua, adalah orang yang dapat memberi manfaat kepada orang lain. Di dalam hadits Rosulullah riwayat Thobroni dan Daaru Qutni dinyatakan bahwasannya sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat untuk orang lain. Terlebih bagi kita mahasiswa, dosen dan para pemegang ilmu serta para pengusa yang dapat meniatkan semua amal perbuatannya untuk memberi manfaat kepada orang lain. Ketiga, yaitu orang yang berumumr panjang dan banyak amal kebaikannya. Pernyataan tersebut terdapat dalam hadits Rosulullah riwayat Turmudzi. Di dalam hadits Rosulullah lainnya disebutkan bahwasannya beberapa cara yang dapat dilakukan untuk memperpanjang usia adalah bersedekah dan bersilaturrahim. Wallahu A’lam. Semoga bermanfaat bagi kita semua dan dapat kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk meningkatkan keimanan kita. Amiin

follow me @qhimahatthoyyib

Tidak ada komentar:

Posting Komentar