Sahabaaaattttt,
bagaimana kabar iman hari ini? Alhamdulillah kita masih diberikan kesempatan oleh
Allah untuk menghirup oksigen gratis. Dan untuk hari ini tidak ada pembahasan
yang terlalu berat. Namun sebelum itu, saya ingin bertanya kepada teman-teman
terkait definisi ‘’mulia’’. Berikut menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, arti
dari kata mulia yaitu mulia/mu·lia/ a
1 tinggi (tt kedudukan, pangkat, martabat), tertinggi, terhormat: yg - para
duta besar negara sahabat; 2 luhur (budi dsb); baik budi
(hati dsb): sangat
-- hatinya; 3 bermutu tinggi; berharga (tt logam, msl emas,
perak, dsb): logam
--;hendak -- bertabur urai, pb jika orang ingin mendapatkan
kemuliaan atau ingin mulia di mata orang lain, hendaklah berani mengeluarkan
uang, jangan kikir;
Nah dari
definisi yang sangat istimewa tersebut, siapa sih manusia yang tidak ingin
hidupnya mulia? Mulia di dunia sudah tentu semua orang menginginkannya, tapi untuk
jenis kemuliaan yang satu ini tidak semua orang menginginkannya? Mengapa?
Karena mereka tidak benar-benar menginginkannya. Mau bukti? Di Al-Qurán banyak
lho.. misalnya pada surat Qaf ayat 1-29 yang artinya berikut ini:
50-1: Qaf. Demi al-Qur’an
yang sangat mulia.
50-2: Bahkan mereka heran,
bahwa datang kepada mereka seorang pemberi peringatan dari (kalangan) mereka
sendiri. Maka berkatalah orang kafir: "Ini adalah suatu yang ajaib.”
50-3: “Apakah setelah kami
mati dan setelah menjadi tanah (kami akan dibangkitkan)? Itu adalah suatu
pengembalian (kebangkitan) yang tidak mungkin.”
50-4: Sesungguhnya Kami
(Allah) mengetahui apa yang dihancurkan oleh bumi daripada (tubuh-tubuh)
mereka, dan pada sisi Kami (Allah) ada kitab yang terpelihara.
50-5: Bahkan mereka telah
mendustakan kebenaran tatkala ia datang kepada mereka, maka mereka berada dalam
kebingungan.
50-6: Maka apakah mereka
tidak memperhatikan langit yang ada di atas mereka, bagaimana Kami (Allah)
meninggikannya dan menghiasinya, dan tidak ada baginya keretakan sedikit pun?
50-7: Dan bumi itu Kami
(Allah) hamparkan, dan Kami (Allah) letakkan padanya gunung-gunung, dan Kami
(Allah) tumbuhkan padanya pelbagai jenis yang indah.
50-8: Pemandangan dan
peringatan bagi setiap hamba yang kembali.
50-9: Dan Kami (Allah)
turunkan dari langit air yang mengandungi berkat, lalu Kami (Allah) tumbuhkan
dengannya pohon-pohon dan biji-biji tanaman yang diketam.
50-10: Dan pohon kurma yang
tinggi-tinggi, yang mempunyai mayang yang bersusun-susun.
50-11: Rezeki bagi
hamba-hamba, dan Kami (Allah) hidupkan dengannya negeri yang mati. Seperti
itulah kebangkitan.
50-12: Telah mendustakan
sebelum mereka kaum Nabi Nuh, dan penduduk Rassi, dan (kaum bernama) Tsamud.
50-13: Dan (kaum) ‘Ad, dan
Fir’aun, dan saudara-saudara (kaum) Nabi Luth.
50-14: Dan penduduk Aikah,
dan kaum Tubba’, semuanya telah mendustakan para rasul, maka layaklah mereka
diancamkan.
50-15: Maka apakah Kami
(Allah) letih dengan penciptaan yang pertama? Bahkan mereka dalam keragu-raguan
tentang penciptaan yang baru.
50-16: Dan sesungguhnya Kami
(Allah) telah menciptakan manusia, dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh
hatinya, dan Kami (Allah) lebih hampir kepadanya daripada pada urat lehernya.
50-17: Ketika dua pencatat,
di sebelah kanan dan di sebelah kiri, (mereka) duduk.
50-18: Tidak diucapkannya
sepatah perkataan pun melainkan pada sisinya ada Raqib (pengawas), ‘Atid ( yang
sentiasa hadir).
50-19: Dan datanglah
sakaratul maut dengan sebenarnya. Itulah yang kamu selalu lari daripadanya.
50-20: Dan ditiuplah sangkakala.
Itulah hari yang diancamkan.
50-21: Dan datanglah
tiap-tiap diri, bersama dengan seorang pengiring dan seorang penyaksi.
50-22: Sesungguhnya kamu
dalam kelalaian daripada (hal) ini, maka Kami (Allah) singkapkan dari pada kamu
tutupan, maka penglihatan kamu pada hari itu amat tajam.
50-23: Dan yang menemaninya
berkata: "Inilah yang tersedia pada sisiku.”
50-24: Lemparkanlah oleh
kamu berdua ke dalam Neraka Jahanam semua orang yang sangat ingkar dan keras
kepala.
50-25: Yang menghalangi
kebaikan, melampaui batas, lagi ragu-ragu.
50-26: Yang menjadikan
beserta Allah ilah (tuhan-tuhan) yang lain, maka lemparkanlah dia ke dalam
seksaan yang sangat.
50-27: Yang menemaninya
berkata: "Rabbana (wahai Tuhan kami)! Aku tidak menyesatkannya tetapi dialah
yang berada dalam kesesatan yang jauh.”
50-28: (Allah) berfirman:
"Janganlah kamu bertengkar di hadapan-Ku (Allah), dan sesungguhnya Aku
(Allah) telah memberikan ancaman kepadamu.”
50-29: Tidaklah dapat
diubah-ubah perkataan (ketetapan) di sisi-Ku (Allah), dan tidaklah Aku (Allah)
menganiayakan hamba-hamba-Ku (Allah).
Benar bukan? Banyak di antara kita
yang menginginkan kehidupan mulia di akhirat namun malas untuk mencapainya.
Istilah kerennya menginginkan kesuksesan dan keberhasilan yang instan.
Sebenarnya tidak terlalu tepat permisalan surat Qaf yang saya sajikan di atas,
namun karena kealpaan diri saya jadilah hanya potongan surat tersebut yang bisa
saya sajikan. Maka dari itu, sahabat di Bulan Mulia yang penuh Rahmat ini marilah
kita berlomba-lomba meraih kemuliaan di sisi Allah Ázza wa Jalla. Ciri-ciri
orang mulia menurut ceramah pada 3 Romadhon 1436 Hijriah lalu di Masjid Manarul
Ilmi oleh Prof. Suminar yaitu ada 3 poin, sebagai berikut:
Pertama, adalah orang yang segera bertaubat. Hal ini dikarenakan tidak
ada manusia yang tidak berbuat salah. Telah dinyatakan dalam surat Al-Zalzalah
ayat 7-8 bahwa amal perbuatan sekecil biji zarrah pun akan mendapatkan balasan.
Penjelasan lebih rinci mengenai taubat terdapat pada Surat Aali ‘Imron ayat
135. Kedua, adalah orang yang dapat
memberi manfaat kepada orang lain. Di dalam hadits Rosulullah riwayat Thobroni
dan Daaru Qutni dinyatakan bahwasannya sebaik-baik manusia adalah yang
bermanfaat untuk orang lain. Terlebih bagi kita mahasiswa, dosen dan para
pemegang ilmu serta para pengusa yang dapat meniatkan semua amal perbuatannya
untuk memberi manfaat kepada orang lain. Ketiga,
yaitu orang yang berumumr panjang dan banyak amal kebaikannya. Pernyataan tersebut
terdapat dalam hadits Rosulullah riwayat Turmudzi. Di dalam hadits Rosulullah
lainnya disebutkan bahwasannya beberapa cara yang dapat dilakukan untuk memperpanjang
usia adalah bersedekah dan bersilaturrahim. Wallahu A’lam. Semoga bermanfaat
bagi kita semua dan dapat kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk
meningkatkan keimanan kita. Amiin
follow me @qhimahatthoyyib
Tidak ada komentar:
Posting Komentar