Assalamu’alaikum
sahabat, setelah kemarin kita membahas tentang ilmu pengetahuan di Setapak
Cahaya: Berfikir Logis, mari kita buka tulisan ini dengan surat Al-Ahqof ayat
3-4 artinya: 3. Kami tiada menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara
keduanya melainkan dengan (tujuan) yang benar dan dalam waktu yang ditentukan.
dan orang-orang yang kafir berpaling dari apa yang diperingatkan kepada mereka.
4. Katakanlah: "Terangkanlah kepadaku tentang apa yang kamu sembah selain
Allah; perlihatkan kepada-Ku Apakah yang telah mereka ciptakan dari bumi ini
atau Adakah mereka berserikat (dengan Allah) dalam (penciptaan) langit? bawalah
kepada-Ku kitab yang sebelum (Al Quran) ini atau peninggalan dari pengetahuan
(orang-orang dahulu), jika kamu adalah orang-orang yang benar"
Sahabat, belajar
selama kurang lebih 5 tahun di jurusan Kimia membuatku sadar bagaimana
sesungguhnya ilmu pengetahuan selalu mengalami perkembangan terutama pada ilmu
pengetahuan alam. Berbuku-buku yang telah kita baca juga menjadi bukti bahwa
sesungguhnya Ilmu Allah masih lebih luas daripada semua buku yang telah ada di
muka bumi. Namun, yang menjadi pertanyaan sekarang adalah apakah buku dan ilmu yang
kita baca hanya menumpang lewat mata kanan dan mata kiri? Bahkan tidak melalui
bibir kita, juga tidak menghujam dalam hati kita? Serta tidakkah ia dapat meningkatkan
keimanan kita kepada Allah? Maka dari itu perlu kita koreksi jenis bacaan
tersebut dan kita cek kembali hati kita.
Bukankah Allah
menciptakan kita sebagai makhluk yang paling sempurna? Tidakkah kita merasa
harus bersyukur dan membalas apa yang telah diberikan Allah kepada kita? Bukankah
Allah telah memberikan kepada masing-masing kita bagian tubuh yang sama? Otak
dan akal untuk berfikir, mata untuk melihat, telinga untuk mendengar, mulut
untuk berbicara dan bagian lainnya mempunyai fungsinya sendiri. Lalu mengapa
kita tidak bisa menghabiskan waktu lebih banyak untuk berbuat baik pada setiap
bagian tubuh kita, memberikan hak-hak kebaikan pada setiap ruas yang telah
diciptakan-Nya. Tidakkah kita juga diberikan waktu yang sama selama sehari? Hanya
saja sedikit berbeda beberapa tahun berada di dunia. Bukankah kematian tidak
mengenal usia, baik tua maupun muda.
Ada salah satu
kata menarik yang bisa juga sahabat ingat semua bahwa ‘biasakanlah yang benar
jangan benarkan yang biasa (kebiasaan)’. Di dalam suatu hadits juga dijelaskan
bahwa setiap ruas tubuh diri kita harus mengeluarkan sedekah, cara mudah salah
satunya adalah dengan sholat dhuha. Oleh karena itu, sahabat semua mari kita
biasakan untuk berbuat hal yang benar karena baik saja tidak cukup. Kebaikan adalah
suatu hal yang relatif, artinya hal tersebut akan berbeda pada setiap orang. Itulah
mengapa hukum di suatu negara berbeda antara yang satu dengan yang lain. Namun,
hal yang benar atau kebenaran adalah sesuatu yang mutlak.
Maka dari itu
sahabat, kebenaran inilah hal yang seharusnya kita cari dan kita biasakan. Dengan
demikian, untuk mengakhiri tulisan ini mari kita baca terjemah surat Al-Ahqof
ayat 19: “19. dan bagi masing-masing mereka derajat menurut apa yang telah
mereka kerjakan dan agar Allah mencukupkan bagi mereka (balasan)
pekerjaan-pekerjaan mereka sedang mereka tiada dirugikan.” Semoga Allah
mengampuni dosa-dosa kita dan menerima amal kebaikan yang dilakukan oleh setiap
ruas anggota tubuh kita. Amiin~
follow me @qhimahatthoyyib
Tidak ada komentar:
Posting Komentar