Sabtu, Juni 18, 2016

Setapak Cahaya: MEMBIASAKAN YANG BENAR



Assalamu’alaikum sahabat, setelah kemarin kita membahas tentang ilmu pengetahuan di Setapak Cahaya: Berfikir Logis, mari kita buka tulisan ini dengan surat Al-Ahqof ayat 3-4 artinya: 3. Kami tiada menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya melainkan dengan (tujuan) yang benar dan dalam waktu yang ditentukan. dan orang-orang yang kafir berpaling dari apa yang diperingatkan kepada mereka. 4. Katakanlah: "Terangkanlah kepadaku tentang apa yang kamu sembah selain Allah; perlihatkan kepada-Ku Apakah yang telah mereka ciptakan dari bumi ini atau Adakah mereka berserikat (dengan Allah) dalam (penciptaan) langit? bawalah kepada-Ku kitab yang sebelum (Al Quran) ini atau peninggalan dari pengetahuan (orang-orang dahulu), jika kamu adalah orang-orang yang benar"
Sahabat, belajar selama kurang lebih 5 tahun di jurusan Kimia membuatku sadar bagaimana sesungguhnya ilmu pengetahuan selalu mengalami perkembangan terutama pada ilmu pengetahuan alam. Berbuku-buku yang telah kita baca juga menjadi bukti bahwa sesungguhnya Ilmu Allah masih lebih luas daripada semua buku yang telah ada di muka bumi. Namun, yang menjadi pertanyaan sekarang adalah apakah buku dan ilmu yang kita baca hanya menumpang lewat mata kanan dan mata kiri? Bahkan tidak melalui bibir kita, juga tidak menghujam dalam hati kita? Serta tidakkah ia dapat meningkatkan keimanan kita kepada Allah? Maka dari itu perlu kita koreksi jenis bacaan tersebut dan kita cek kembali hati kita.
Bukankah Allah menciptakan kita sebagai makhluk yang paling sempurna? Tidakkah kita merasa harus bersyukur dan membalas apa yang telah diberikan Allah kepada kita? Bukankah Allah telah memberikan kepada masing-masing kita bagian tubuh yang sama? Otak dan akal untuk berfikir, mata untuk melihat, telinga untuk mendengar, mulut untuk berbicara dan bagian lainnya mempunyai fungsinya sendiri. Lalu mengapa kita tidak bisa menghabiskan waktu lebih banyak untuk berbuat baik pada setiap bagian tubuh kita, memberikan hak-hak kebaikan pada setiap ruas yang telah diciptakan-Nya. Tidakkah kita juga diberikan waktu yang sama selama sehari? Hanya saja sedikit berbeda beberapa tahun berada di dunia. Bukankah kematian tidak mengenal usia, baik tua maupun muda.
Ada salah satu kata menarik yang bisa juga sahabat ingat semua bahwa ‘biasakanlah yang benar jangan benarkan yang biasa (kebiasaan)’. Di dalam suatu hadits juga dijelaskan bahwa setiap ruas tubuh diri kita harus mengeluarkan sedekah, cara mudah salah satunya adalah dengan sholat dhuha. Oleh karena itu, sahabat semua mari kita biasakan untuk berbuat hal yang benar karena baik saja tidak cukup. Kebaikan adalah suatu hal yang relatif, artinya hal tersebut akan berbeda pada setiap orang. Itulah mengapa hukum di suatu negara berbeda antara yang satu dengan yang lain. Namun, hal yang benar atau kebenaran adalah sesuatu yang mutlak.
Maka dari itu sahabat, kebenaran inilah hal yang seharusnya kita cari dan kita biasakan. Dengan demikian, untuk mengakhiri tulisan ini mari kita baca terjemah surat Al-Ahqof ayat 19: “19. dan bagi masing-masing mereka derajat menurut apa yang telah mereka kerjakan dan agar Allah mencukupkan bagi mereka (balasan) pekerjaan-pekerjaan mereka sedang mereka tiada dirugikan.” Semoga Allah mengampuni dosa-dosa kita dan menerima amal kebaikan yang dilakukan oleh setiap ruas anggota tubuh kita. Amiin~


follow me @qhimahatthoyyib

Tidak ada komentar:

Posting Komentar