Assalamu’alaikum
sahabat, baru-baru ini Alhamdulillah beberapa teman saya mengatakan “one step
closer to their dreams”. Yes, they are slowly grows up and gets the top.
MasyaAllah, semoga muslim-muslimah yang sukses akan berdampak baik untuk agama
dan negara. Beberapa di antaranya telah menerbitkan buku, beberapa lainnya
mendapatkan beasiswa ke luar negeri, beberapa lagi menjadi pengusaha sukses
bidang IT, beberapa lagi menjadi dokter juga ilmuwan di bidangnya
masing-masing. Subhanallah.. Senang sekali rasanya mendengar berita-berita baik
yang demikian.
Yap, sukses dan
menjadi number one di bidangnya masing-masing adalah impian semua orang.
Menjadi rujukan bagi semua orang di bidang tersebut, menjadi panutan bagi
masyarakat, menjadi tokoh utama dalam kisah-kisah karirnya adalah sebagian
tujuan dari pada kerja keras seorang manusia. Posisi ini sangat menguntungkan
bagi siapa saja yang berada di sana. Orang tidak lagi memandang latar belakang
maupun kisah kusut jatuh bangunnya dalam perjalanan. Semua mata tertuju padanya,
penampilan mulai diperhatikan, sampai kegiatan sekecil apapun yang dilakukan
akan menjadi sorotan.
Kurasa menjadi
seorang bintang bukanlah hal yang mudah. Salah benar yang dilakukan selalu
menuai perseteruan. Jika yang ia kerjakan hanya sebatas memuaskan mata manusia.
Namun, berbeda halnya apabila seorang muslim atau muslimah yang melakukannya.
Ya, layaknya tugas seorang muslim pada umumnya, sang bintang mempunyai tugas
utama untuk beribadah kepada-Nya. Menjadi bintang di dunia juga bukan salah
satu tujuan hidupnya melainkan bonus dan hadiah dari Tuhannya. Karena bagaimanapun
ia terus berusaha untuk hidup bermanfaat bagi orang-orang di sekitarnya,
mengajak mereka kepada islam yang sebenar-benarnya, dan menjadi sebaik-baiknya
hamba di mata Allah.
Ya, menjadi
bintang di langit. Bintang yang bersinar di antara penduduk langit. Manusia yang
paling disanjung dan disayangi oleh penghuni langit. Hamba yang paling dekat tempatnya
dengan Allah, para Malaikat-Nya dan Rosul-Nya. Sama halnya ketika kita tidak
terkenal di antara manusia, Allah juga tidak akan menganggap kita istimewa bila
kita tidak mempunyai karya. Caranya mudah saja, tidak seperti yang kita lakukan
bila ingin menjadi bintang di dunia. Cukup dengan menghamba dan menaati-Nya,
Allah akan melihat kita. Ya, menjadi jiwa yang beriman itulah syaratnya. Telah
menjadi janji Allah di dalam surat Al-Fajr ayat 28-30 berikut arti dan Tafsir
Jalalain-nya:
27. Hai jiwa yang tenang. (atau yang aman, maksudnya
adalah jiwa yang beriman)
28. Kembalilah kepada Tuhanmu (perkataan ini diucapkan
sewaktu ia menjelang mati, yakni kembali kepada perintah dan kehendak-Nya) dengan
hati yang puas (akan pahala yang kamu terima) lagi diridhai-Nya (Jiwa yang
beriman merasa puas akan ridha Allah).
29. Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku
(yang sholeh),
30. masuklah ke dalam syurga-Ku (bersama dengan
hamba-hamba-Ku yang sholeh).
follow me @qhimahatthoyyib
Tidak ada komentar:
Posting Komentar