Sabtu, Juni 11, 2016

Setapak Cahaya: MENJADI BINTANG



Assalamu’alaikum sahabat, baru-baru ini Alhamdulillah beberapa teman saya mengatakan “one step closer to their dreams”. Yes, they are slowly grows up and gets the top. MasyaAllah, semoga muslim-muslimah yang sukses akan berdampak baik untuk agama dan negara. Beberapa di antaranya telah menerbitkan buku, beberapa lainnya mendapatkan beasiswa ke luar negeri, beberapa lagi menjadi pengusaha sukses bidang IT, beberapa lagi menjadi dokter juga ilmuwan di bidangnya masing-masing. Subhanallah.. Senang sekali rasanya mendengar berita-berita baik yang demikian.
Yap, sukses dan menjadi number one di bidangnya masing-masing adalah impian semua orang. Menjadi rujukan bagi semua orang di bidang tersebut, menjadi panutan bagi masyarakat, menjadi tokoh utama dalam kisah-kisah karirnya adalah sebagian tujuan dari pada kerja keras seorang manusia. Posisi ini sangat menguntungkan bagi siapa saja yang berada di sana. Orang tidak lagi memandang latar belakang maupun kisah kusut jatuh bangunnya dalam perjalanan. Semua mata tertuju padanya, penampilan mulai diperhatikan, sampai kegiatan sekecil apapun yang dilakukan akan menjadi sorotan.
Kurasa menjadi seorang bintang bukanlah hal yang mudah. Salah benar yang dilakukan selalu menuai perseteruan. Jika yang ia kerjakan hanya sebatas memuaskan mata manusia. Namun, berbeda halnya apabila seorang muslim atau muslimah yang melakukannya. Ya, layaknya tugas seorang muslim pada umumnya, sang bintang mempunyai tugas utama untuk beribadah kepada-Nya. Menjadi bintang di dunia juga bukan salah satu tujuan hidupnya melainkan bonus dan hadiah dari Tuhannya. Karena bagaimanapun ia terus berusaha untuk hidup bermanfaat bagi orang-orang di sekitarnya, mengajak mereka kepada islam yang sebenar-benarnya, dan menjadi sebaik-baiknya hamba di mata Allah.
Ya, menjadi bintang di langit. Bintang yang bersinar di antara penduduk langit. Manusia yang paling disanjung dan disayangi oleh penghuni langit. Hamba yang paling dekat tempatnya dengan Allah, para Malaikat-Nya dan Rosul-Nya. Sama halnya ketika kita tidak terkenal di antara manusia, Allah juga tidak akan menganggap kita istimewa bila kita tidak mempunyai karya. Caranya mudah saja, tidak seperti yang kita lakukan bila ingin menjadi bintang di dunia. Cukup dengan menghamba dan menaati-Nya, Allah akan melihat kita. Ya, menjadi jiwa yang beriman itulah syaratnya. Telah menjadi janji Allah di dalam surat Al-Fajr ayat 28-30 berikut arti dan Tafsir Jalalain-nya:
27. Hai jiwa yang tenang. (atau yang aman, maksudnya adalah jiwa yang beriman)
28. Kembalilah kepada Tuhanmu (perkataan ini diucapkan sewaktu ia menjelang mati, yakni kembali kepada perintah dan kehendak-Nya) dengan hati yang puas (akan pahala yang kamu terima) lagi diridhai-Nya (Jiwa yang beriman merasa puas akan ridha Allah).
29. Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku (yang sholeh),
30. masuklah ke dalam syurga-Ku (bersama dengan hamba-hamba-Ku yang sholeh).

follow me @qhimahatthoyyib

Tidak ada komentar:

Posting Komentar